|
Iklan ‘Berdagang Jujur’ Dari Segi Proposisi
Tim kreatif atau pencipta iklan akan merasa sukses jika audiens atau publik memberikan respons terhadap materi yang mereka ciptakan. Di era media digital saat ini, respon awal audiens dapat diamati dengan mudah melalui jumlah audiens yang sudah melihat iklan di berbagai media digital serta melihat kualitas retention dari audiens yang sudah melihat iklan tersebut. Jumlah, retention, relevance, dan engagement adalah ukuran yang dapat diamati jika ingin melihat apakah iklan yang ditayangkan lewat Youtube dapat dinilai sukses atau gagal. Menurut Advertising Indonesia, tujuan iklan ‘Berdagang Jujur’ tampaknya adalah ‘thought-provoking’ sebab audiens diarahkan untuk memiliki sikap jujur dalam menjalankan usaha. Eksekusi iklan inipun terlihat sangat natural sehingga pesannya mudah dicerna.
Namun jika mencermati pesan yang disampaikan oleh iklan ini, Advertising Indonesia menilai bahwa proposisi yang disampaikan tampak lemah sebab inti pesan sepertinya mengulang-ulang pesan yang sudah seringkali disampaikan di era-era sebelumnya. Kejujuran mungkin saja masih dianggap sebagai salah satu persoalan mendasar yang harus segera diatasi dan pemerintah meminta para pedagang untuk berdagang dengan jujur. Pertanyaan mendasarnya adalah apakah isu ‘Berdagang Dengan Jujur’ masih relevan diajukan sebagai proposisi di tengah situasi persaingan usaha global dan digital saat ini?
Iklan ‘Berdagang Jujur’ Dalam Konteks Creative Contribution
Dalam konteks ‘Creative Contribution’ iklan ‘Berdagang Jujur’ tampaknya mengalami masalah di level awal yaitu pengumpulan fakta dan informasi awal yang dibutuhkan dalam menciptakan proposisi yang lebih aktual. Proposisi yang kuat biasanya timbul melalui proses pengungkapan alasan (reasons) yang dalam dan jika ini berhasil dilakukan maka proses imajinasi di tingkat eksekusi kreatif akan jauh lebih berhasil dan pada tahap selanjutnya secara teknis akan memudahkan tim art dalam menciptakan iklan. Kontribusi pengumpulan dan pengungkapan fakta perlu diperhatikan oleh tim kreatif yang diakui memiliki kemampuan berpikir kritis yang mumpuni. Tim kreatif diakui memiliki kemampuan dalam mengolah data secara rasional dan menterjemahkannya secara rasional berbalut seni (science and art combined) yang harus dimanfaatkan secara optimal dalam menciptakan imajinasi kreatif yang kuat.
Pada tahap media, iklan ‘Berdagang Jujur’ akan berhadapan dengan audiens yang berposisi sebagai penentu apakah iklan ini akan sukses atau tidak di kemudian hari. Kontribusi media sebagai jembatan dalam menghampiri audiens yang akan bertindak dalam memilih dan memilah segala informasi yang masuk ke benak mereka, jelas sangat signifikan. Media menjadi alat utama dalam membuka pintu komunikasi dengan audiens. Memori audiens akan bekerja dan umumnya lebih memilih informasi yang mereka sukai berdasarkan pengalaman masa lalu yang tersimpan di otak mereka. Iklan ‘Berdagang Jujur’ akan berhadapan dengan ribuan pesan digital yang memenuhi Youtube dan disinilah kekuatan proposisi, imajinasi dan eksekusi dipertaruhkan. Jika mengamati jumlah penonton iklan ini di Youtube sampai dengan hari ini, tampaknya kita harus sabar menunggu apakah iklan ini akan sukses meraih penonton Youtube dalam jumlah besar. Jumlah penonton disertai komentar dan sharing akan menjadi ukuran atau KPI bagi setiap iklan yang ditayangkan di media sosial seperti Youtube. Beragam upaya teknis yang mampu meningkatkan kontribusi media terhadap kesuksesan iklan ini tampak perlu dipertimbangkan sebab target audiens iklan ini bisa saja bukan pengguna Youtube yang tinggi.
-Kampanye DOOH McDonalds UK Semakin Dinamis Mengikuti Situasi Jalan
– TVC Guinness One Indonesia Ketika Karya Merasuki Jiwa Membangun Kebersamaan