
|
Saat ini Shafiq menjabat sebagai Executive Creative Director sekaligus General Manager H:Three, salah satu perusahaan di bawah naungan Hakuhodo. Sebelumnya, Shafiq sudah berkelana ke berbagai perusahaan periklanan, diantaranya MACS909, Fortune, Avicom dan Dentsu. Shafiq sempat juga membuka usaha sendiri, ‘Anak Bangsa’, demikian Shafiq menyebut nama usaha yang sempat digawanginya.
“Sekarang saya harus menyeimbangkan posisi saya sebagai orang kreatif sekaligus orang manajemen (maksudnya sebagai General Manager)”, demikian Shafiq membuka obrolan kami pagi ini, Jumat, 24/11/2017, jam 10.45-11.45 di kantornya, di bilangan Kyai Maja, Kebayoran baru.
Industri periklanan memang sarat dengan dinamika, tantangan sekaligus persoalan. Shafiq sangat menyadari bahwa dibutuhkan keberanian sekaligus kejelian dalam menyiasati bisnis periklanan yang semakin ‘menggila’. Shafiq juga menyebut bahwa saat ini semakin banyak saja orang agency yang berpindah tempat dan menduduki posisi sebagai client.
“Ketika berpindah posisi sebagai client, cara berkomunikasi seseorang seringkali lebih berbeda dari sebelumnya. Pengetahuan mereka terhadap dapur kita juga tentu sangat mendalam sehingga proses negosiasi seringkali menjadi tidak lebih mudah.”
Baca: Wawancara Khusus Ariyanto Zainal (President Director MACS909)
Ketika ditanya soal keberadaan agensi lokal yang semakin ‘terhimpit’ persaingan para raksasa periklanan global, Shafiq menyebut bahwa ada satu persoalan yang sulit diatasi sejumlah agensi lokal khususnya pemain baru, yaitu kapital. Ini sangat berpengaruh terhadap kinerja dan eksistensi bisnis periklanan. “Seringkali kita dibayar terlalu lama sementara uang kita sudah keluar di awal,” ujar Shafiq. Disamping itu masalah sistim atau pola kerja serta jaringan global menjadi kelemahan pokok lain yang sulit diatasi. Masih menurut Shafiq, kemampuan tenaga lokal pada dasarnya sangat bisa diandalkan, hanya saja kita terkadang terlalu baik, dan sering membiarkan ‘orang’ lain mengambil peran lebih.