|
Hubungan antara agency dengan client yang sudah pada level high engagement context sebaiknya tidak diputus dengan mudah atau emosional hanya karena alasan-alasan yang bersifat sepele atau perhutungan untung rugi yang terlalu komersial. Biaya-biaya tersembunyi dari pergantian agency kerap tidak diperhitungkan oleh para pengambil keputusan yang berada pada posisi kunci atau mereka yang berhak untuk mengganti atau meneruskan kerjasama dengan agency. Ada beragam faktor yang kritikal yang harus dipertimbangkan saat memilih dan melepaskan atau mengganti agency, diantaranya adalah:
1. Apakah selama masa kerjanya, agency sudah terbukti berkontribusi terhadap pengembangan brand? Jika faktanya demikian atau hasil kerja agency terbukti berkontribusi positif terhadap pertumbuhan brand maka niat untuk mengganti agency sebaiknya ditahan atau diurungkan sekalipun mungkin ada faktor tertentu yang membuat brand team merasa tidak nyaman dengan bekerjasama dengan agency.
2. Cermati biaya yang akan timbul ketika anda henak memutus atau memecat agency. Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mengganti agency? Apakah sebanding dengan mempertahankan agency lama? Berbagai pihak atau pengelola brand mengakui bahwa biaya mengganti agency (agency switching cost) memang relatif mahal. Switching cost disini adalah uang, waktu dan usaha yang akan digunakan kelak dalam membangun suatu hubungan baru dengan agency yang baru. Juga termasuk biaya yang akan timbul untuk menghentikan hubungan dengan agency lama.
Artinya, client akan mengeluarkan dua biaya sekaligus baik untuk set-up cost dan exit-cost. Biaya pembentukan hubungan baru dengan agency yang baru sudah pasti akan timbul sebab client sudah pasti membutuhkan waktu dan tenaga yang secara ekonomis akan sangat mahal dalam mengarahkan dan menuntun agency baru untuk memahami atau memiliki pengetahuan yang tinggi tentang brand, belum lagi soal keahlian dan ketrampilan agency baru dalam mengelola komunikasi brand.
Proses yang akan dialami agency dalam mentranformasi semua pengetahuan, keahlian dan ketrampilan ini menjadi relationship value atau client value tentu tidak akan mudah juga, jadi memang biaya yang akan timbul pada saat penggantian agency sudah pasti akan mahal. Biaya ini akan semakin mahal lagi ketika agency baru ternyata tidak mampu mendeliver jasa sehebat agency lama. Alih-alih persoalan bisa menjadi lebih rumit. Masih ada hal lain yang perlu diperhitungkan yaitu soal adanya kemungkinan agency lama memancing perhatian kompetitor si brand lewat pengetahuan dan penguasaan data-data brand dan menggunakannya sebagai bahan menarik dalam mencari client baru.