Digital agency semakin terspesialisasi sesuai dengan kategori brand yang dikelolanya

Apakah brand Anda masuk ke dalam kategori FMCG atau kategori Otomotif? Atau masuk kategori F&B? Jika brand Anda berada dalam salah satu kategori tersebut, maka sebaiknya Anda selektif terhadap pemilihan digital agency karena setiap digital agency memiliki spesialisasinya sendiri.

Mengapa setiap digital agency memiliki spesialisasi tersendiri? Dunia digital agency saat ini begitu banyak jumlahnya, bisa puluhan bahkan mungkin sudah ratusan di seluruh Indonesia. Mulai dari digital agency kelas dunia dengan berbagai penghargaan internasional, hingga digital agency kelas SOHO. Anda hanya butuh waktu 30 menit untuk mempelajari credentials atau company profile tentang bagaimana digital agency tersebut meningkatkan brand awareness client-nya. Perhatikan dengan seksama bagaimana digital agency tersebut bisa membuat kreativitas yang “breaktrough” hingga bisa muncul dan berbeda diantara brand kompetitor lainnya.

Ada beberapa poin yang bisa Anda pelajari tentang spesialisasi dari sebuah digital agency, diantaranya yaitu:

1. Komunikasi Antara Stake Holders

Perihal komunikasi antara stake holders; principal (marketing director, GM marketing, brand manager) dengan pihak digital agency (account director, account manager, creative director, media planner/optimizer) adalah hal yang sangat penting sebelum melakukan eksekusi. Komunikasi antara principal dengan agency mesti terjalin berdasarkan persamaan visi, misi dan eksekusi. Kenapa hal ini menjadi penting? Karena setiap individu memiliki sudut pandang tersendiri dari suatu masalah, terlebih jika masalah tersebut butuh solusi kreatif. Lalu bagaimana agar bisa muncul persamaan visi? Salah satunya adalah dengan mengolah data secara mendalam. Data itu meliputi data secara kuantitatif maupun kualitatif seperti data penjualan dan data konsumsi media di sebuah area. Semakin dalam mengolah data, maka semakin mengerucut inti permasalahan yang dihadapi principal. Inti permasalahan itulah yang kemudian menjadi brief untuk digital agency membuat solusi melalui karya kreativitasnya. Ingat ya, bukan berarti bekerja di dunia komunikasi semua hal menjadi mudah dikomunikasikan. Untuk itu mulailah diskusi antara principal dengan agency secara rutin. Jika sebuah digital agency mampu berkomunikasi dengan principal dengan baik, maka itulah salah satu spesialisasi atau soft skill yang dimiliki oleh digital agency.

2. Kreativitas & Solusi

Kreativitas menjadi solusi dari sebuah jalan buntu tugas marketing. Bagi Anda sebagai seorang brand manager, Anda harus benar-benar tajam dalam merumuskan sebuah brief untuk digital agency. Hal itu mulai dari latar belakang, tujuan hingga arahan yang ingin dicapai. Jika Anda baru setengah jalan tapi sudah merumuskan masalah, kemudian Anda membuat brief kepada agency maka bukan hal yang tak mungkin bahwa agency akan kebingungan merumuskan pesan dan kreativitasnya. Nah, hal yang bisa menjadi solusi dari permasalahan brand adalah dengan memilih digital agency yang sudah spesialis di kategori brand Anda. Hal itu dikarenakan pengalaman digital agency di bidang yang sama dengan brand membuat beban kerja principal lebih ringan. Misalnya brand Anda di bidang otomotif, tapi Anda bekerja sama dengan digital agency yang spesialisasi di bidang F&B, maka bisa jadi solusi yang diberikan agency tidak sesuai dengan harapan Anda. Itu karena ada unsur pesan, kreativitas dan selera (taste) yang tidak mudah diikuti oleh agency karena pengalaman dan spesialisasinya berbeda (meskipun itu sudah ada brand guideline yang menjadi acuan tim kreatif digital agency).

Brainstorming antara principal brand dengan agency harus rutin dilakukan untuk membangun sinergi dalam memberi solusi digital marketing

3. Critical & Analysis Thinking

Sebuah digital agency yang spesialis biasanya memiliki sifat kritis terhadap hasil kerjanya sendiri. Istilahnya tidak cepat berpuas diri karena dengan berpuas diri hal itu akan menghasilkan karya yang monoton dan cenderung mengulang-ulang karya sebelumnya. Sebuah digital agency turut dinilai dari pemikiran kritisnya terhadap sebuah pesan dan kreativitas yang dibuatnya. Bagi Anda yang menjabat brand manager maka Anda bisa dengan rutin mengajak agency untuk diskusi ataupun brainstorming untuk menggali insights baru di dunia digital. Apalagi dunia digital itu begitu dinamis dan penuh inovasi sehingga brand manager dan digital agency harus berani menciptakan hal-hal baru demi menarik perhatian target market. Tujuannya tak lain agar agency bisa bersama-sama dengan brand menciptakan karya kreativitas baru di mata target market.

4. Budget  

Perihal budget memang sensitif karena pihak principal maupun agency sama-sama memiliki keinginan sekaligus keterbatasan. Biasanya, pihak principal sering mengeluh kenapa hasil karya digital agency begitu-begitu saja. Misalnya, principal ingin banner di media sosial berupa video yang interaktif dengan model yang cantik dan menarik. Sebaliknya, pihak agency mengeluh bahwa keinginan principal itu diluar perjanjian sehingga agency harus mengeluarkan biaya lebih dengan risiko biaya tersebut tidak ditanggung principal. Pada intinya sebuah agency bisa menciptakan apa saja yang diinginkan principal selama itu ada biaya tambahannya. Bayangkan jika perjanjiannya adalah static banner, kemudian di minggu depan minta berupa banner format video. Jadi, dengan memilih digital agency yang spesialis maka kemungkinan besar kesalahpahaman dalam hal ide, eksekusi maupun budget akan terhindari. Itulah mengapa sebuah brand disarakan untuk memilih digital agency yang spesialis berpengalaman dan menguasai kategori brand yang dikerjakan principal.