Ilustrasi seorang staf HRD kecewa dengan performa pegawai di perusahaan

Tahukah Anda, bahwa masalah yang sering dihadapi oleh HRD akhir-akhir ini adalah kemampuan dan kinerja pegawai baru yang berbeda dengan CV yang dituliskannya saat melamar kerja. Tentu saja hal ini menjadi masalah pelik karena dari hari ke hari, pegawai baru tersebut performanya semakin menurun dan semakin tertinggal. Padahal pengalaman yang dituliskan di CV itu sama dengan lowongan pekerjaan yang dibuka saat itu. Siapa yang salah?

Ilustrasi pegawai yang nampak bingung dengan pekerjaannya.

Sebagai contoh seorang pegawai baru dengan jabatan social media specialist dengan pengalaman kerja 3 tahun dengan job desk melakukan riset aktivitas media sosial, membuat caption, menganalisa performa dan sekaligus menjadi admin. Namun setelah 2 bulan bekerja, Key Performance Index atau KPI dari social media specialist tersebut tak kunjung tercapai. Sering kali terjadi perbedaan pandangan antara social media spesialist dengan tim kreatif sehingga membuat direktur pemasaran tidak puas.

Nah, dari kejadian tersebut pada umumnya permasalahan berawal dari pelamar kerja  melewatkan poin “Deskripsi Pekerjaan” di info lowongan pekerjaan. Biasanya, dalam sebuah lowongan kerja yang dibuka terdapat posisi jabatan yang dibuka dan deskripsi pekerjaan yang diminta saat diterima bekerja.

Biasanya, posisi jabatan memiliki nama atau istilah yang sama untuk semua kelas perusahaan. Sebut saja perusahaan A adalah perusahaan yang sudah establish selama puluhan tahun. Sedangkan perusahaan B adalah perusahaan start up yang baru berusia 4 tahun. Perusahaan A dan B ini sama-sama memiliki nama posisi jabatan yang sama yaitu social media specialist. Tapi apakah deskripsi pekerjaannya sama antara A dan B? Tentu saja berbeda. Perusahaan A yang sudah establish memiliki load pekerjaan yang tinggi dengan standar performa yang tinggi pula. Sementara perusahaan B sebagai start up memiliki load pekerjaan yang rendah dengan standar performa yang masih terus berkembang.

Untuk itulah, bagi pelamar kerja, khususnya di dunia digital marketing seperti profesi social media specialist, SEO writer, content writer, UI/UX designer hingga ads specialist harus benar-benar membaca deskripsi pekerjaan dan juga profil perusahaan. Karena di dalam “deskripsi pekerjaan” itulah terdapat info detail tugas dan tanggung jawab pekerjaan. Dengan mempelajari deskripsi pekerjaan dari perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja, maka pelamar kerja bisa lebih mudah beradaptasi sekaligus menghindari “shock culture“. Apalagi jika pelamar pekerja itu berasal dari perusahaan yang sangat berbeda kelasnya. Ayo, semangat! Jadi mulai sekarang, selain baca posisi jabatan lowongan pekerjaan, baca juga ya “deskripsi pekerjaan” yang menjadi tugas dan tanggungjawab di tempat lowongan pekerjaan tersebut.