ADVERTISING-INDONESIA.id – Bagi sebuah agency yang terbiasa menangani media sosial milik client dalam periode yang lama, pasti akan muncul rasa memiliki. Iya, di sisi lain rasa “sense of belonging” itu baik. Tapi percayalah, semua itu hanya pekerjaan karena suatu saat media sosial brand tersebut akan dikembalikan kepada client.
Memang tidak mudah untuk melepaskan username dan password Instagram, Facebook LinkedIn, cpanel website, hingga Tiktok sebuah brand milik client. Apalagi bagi admin ataupun social media specialist yang selama 24 jam dikalikan 365 hari sering memikirkan dan mengelola akun tersebut.
Nah sebagai bagian dari digital agency dengan tugas dan tanggungjawab mengelola brand di media sosial itu semua ada batasnya. Apapun itu istilahnya, pasti ada batasnya. Batas periode kontrak, batas kreativitas, batas biaya dan tentunya batas peraasaan karena merasa sudah memiliki akun tersebut.
Hal ini tentu berbeda dengan sudut pandang seorang client atau pemilik brand. Mereka biasanya menginginkan penyegaran (refreshment) baik itu kreativitas, budget maupun orang-orang dibalik digital agency. Bahkan ketika Anda mendengar bahwa kini client sudah memiliki creative in-house sendiri, sehingga tidak lagi membutuhkan jasa Anda sebagai digital agency, meskipun hasil kerja Anda sudah memuaskan client.
Lalu, apa yang harus Anda lakukan sebagai digital agency? Jawabnya tak lain adalah bersikan “gentleman“. Iya, bersikap “gentleman” atau bersikap ksatria adalah salah satu sikap yang harus dimiliki setiap individu di dalam digital agency. Mulai dari account director, creative director, art director, ads optimizer, social media specialist bahkan hingga admin sekalipun. Mereka semua harus punya jiwa “gentleman” karena suatu saat brand itu akan dikembalikan kepada pemiliknya, yaitu sang client.
Untuk itulah, memberikan hasil kerja maksimal kepada client adalah hal yang tidak bisa ditawar. Karena dengan hasil yang memuaskan akan membuat client sekaligus brand merasakan bahwa Anda sebagai digital agency yang telah diberikan kepercayaan telah memberikan segalanya untuk brand. Sehingga nama digital agency Anda akan selalu terkenang meski sudah tidak lagi bekerjasama.
Jadi, mulai sekarang bersikaplah sebagai seorang “gentleman” jika client mengakhiri kontrak kerja dengan Anda, dan Anda harus mengembalikan semua media asset kepada client. Dan satu hal lagi, jangan pernah merasa bahwa rejeki dan omzet sebuah digital agency akan hilang akibat client sudah berhenti memakai jasa Anda. Ingatlah kalimat “Jika ada pintu yang tertutup, maka akan selalu ada pintu lain yang terbuka” itulah pikiran dan motivasi yang harus dipegang sebuah digital agency agar dapat terus menjalankan aktivitasnya dan menghidupi seluruh orang yang bekerja didalamnya.