|
Advertising-Indonesia.id bulan lalu menaikan berita seputar data Top 20 Ads Spender dari Nielsen Indonesia. Dalam data tersebut Meikarta menempatkan posisi tertinggi dengan belanja iklan sebesar 1,2 triliun. Data ini tentu menenggelamkan SOV dari berbagai brand dan produk properti lainnya.
Begitu besarnya belanja iklan Meikarta membuat kompetitornya harus berpikir keras. Apa yang harus mereka lakukan agar bisa mempertahankan market share? Bagaimana caranya untuk tetap bisa bertahan?
Apa yang dilakukan advertising agency dan principals-nya adalah mengolah data yang ada. Dari data tersebut, mulailah mencari berapa banyak TARP’s? Di media mana saja competitor memasang iklan? USP apa yang disampaikan oleh competitor?