Strategi Kreatif:
Hubungan Antara Iklan, Otak dan Penjualan

0
3935


ADVERTISING-INDONESIA.id – Pada level komunikasi, iklan sudah terbukti berhasil menciptakan brand awareness (recall dan recognition), meningkatkan preferensi terhadap brand hingga mendorong terjadinya trial. Namun menghubungkan iklan dengan penjualan seringkali masih sering diperbincangkan bahkan diperdebatkan, padahal iklan adalah salah satu alat komunikasi yang sudah terbukti mampu mendongkrak penjualan.

Pemilik brand sangat percaya bahwa iklan masih menjadi salah satu alat yang paling efektif dalam mempercepat penetrasi pasar, dan juga sangat percaya bahwa jika suatu brand semakin mudah disebut dan dikenal lebih rinci oleh calon pembeli, maka proses distribusi atau komunikasi dengan para retailer akan jauh lebih mudah. Beriklan adalah berkomunikasi melalui media massa yang target audiensnya relevan dengan  suatu produk dan memiliki daya jangkau yang luas serta memungkinkan penyampaian pesan berlangsung dalam frekuensi yang tinggi.

Secara teori, iklan akan memiliki daya gedor yang kuat sepanjang materinya menarik, medianya pas dan audiens pada posisi siap menerima pesan. Ketika faktor marketing lain seperti harga, ketersediaan barang, tingkat kebutuhan, dan pesaing berhasil dikontrol atau tidak menjadi masalah, maka iklan akan menjadi kekuatan yang dahsyat dalam mendorong penjualan.  Pertanyaannya adalah, bagaimana memastikan agar iklan juga berhasil mendorong penjualan?.

Konsep Dasar Proses Kerja Iklan
Proses bekerjanya iklan dapat dijelaskan lewat sebuah konsep yang menguraikan bagaimana otak manusia merespons setiap stimuli atau pesan secara emosional dan rasional. Lewat analisis para ahli neurologi terhadap struktur otak, teridentifikasi area-area dan komponen-komponen yang tampak memiliki fungsi-fungsi yang spesifik. Diantara fungsi-fungsi ini ada yang tampak jelas berkaitan dengan emosi, yang bekerja pada level insting dan sangat terkait dengan respon tubuh kita terhadap stimuli positif dan negatif. Area lain tampak sangat berkaitan dengan hal-hal yang rasional yaitu yang berkaitan dengan konseptualisasi yang rinci, bahasa dan proses berpikir yang lebih tinggi.

Baca : Creative Thought: Hasil Karya Kreatif Insan Periklanan Bukan Komoditi 

Insting dan emosi serta proses berpikir saling terlibat secara mendalam dan tidak terpisahkan satu dengan yang lain atau kedua-duanya terhubung erat. Lebih lanjut disebutkan bahwa reaksi insting emosional kita akan muncul terlebih dahulu, dan tampak jelas memainkan peran yang sangat kuat dalam menentukan apa yang selanjutnya akan kita perhatikan kemudian mempertajam dan membentuk proses berpikir sadar kita.

Bagaimana mengaitkan ini dengan iklan? Iklan adalah stimuli yang secara teori harus mampu menggerakkan emosi kita. Emosi inilah  selanjutnya yang akan menajamkan reaksi sadar kita terhadap iklan, termasuk mempengaruhi, mempertajam dan mengontrol pikiran sadar kita terhadap brand, produk dan jasa yang ada di dalam iklan tersebut.

Baca : Pemikiran Kreatif: Strategi Advertising = Sinergi Strategi Kreatif + Strategi Media

Secara teori disebutkan bahwa sesuatu yang menarik perhatian kita akan kita simpan dan  hal-hal yang tersimpan tersebut akan memberi dampak permanen terhadap isi dan cara bereaksi otak kita terhadap peristiwa baru. Hal-hal yang pernah menarik perhatian kita di masa lalu dan terus tersimpan di benak kita, akan sangat berpengaruh terhadap reaksi kita terhadap berbagai stimuli atau pesan yang terjadi di masa berikutnya. Pada umumnya, peristiwa-peristiwa baru yang berkaitan dengan masa lalu yang masih tersimpan kuat di benak kita, akan sangat menarik perhatian kita. Hal ini disebut sistim umpan balik antara perhatian dan ingatan.

Rekomendasi
Oleh karena itu, agar suatu iklan benar-benar bekerja dan memberi pengaruh terhadap penjualan, ada beberapa hal yang harus dilakukan:

  1. Pastikan terlebih dahulu iklan anda tersebut benar-benar dilihat atau dikonsumsi penuh, dan untuk itu suatu iklan harus dibuat atau didisain semenarik mungkin demi menciptakan respon emosional audiens dari sejak awal iklan ditayangkan atau dipublikasikan.

  2. Lakukan upaya yang jitu agar iklan benar-benar diingat, dan hal ini sangat terkait dengan seberapa sering seseorang melihat iklan tersebut.

  3. Paastikanlah iklan yang sudah dilihat dan diingat tersebut mampu menajamkan perilaku pembelian pelanggan. Iklan hanya berhasil membentuk atau menajamkan perilaku pembelian pelanggan (buying behaviour) kalau iklan memiliki keterkaitan yang kuat dengan brand, dan perilaku pembelian pelanggan.

Kalau pelanggan memiliki preferensi yang kuat terhadap brand, kemudian hubungan mereka dengan brand di sepanjang masa konsumsi berlangsung dengan sangat baik, maka di benak mereka akan tersimpan hal-hal positif tentang brand dan perhatian mereka terhadap iklan akan jauh lebih kuat . Proses berpikir selanjutnya akan lebih menguntungkan buat brand kalau iklan juga memiliki beragam informasi yang berkaitan dengan pengalaman mereka sebagai pelanggan. Pada akhirnya, tidak sulit menghubungkan iklan dengan penjualan. Tampaknya apa yang dikatakan oleh David Ogilvy puluhan tahun yang lalu, bahwa orang akan membeli produk anda sesuai dengan isi iklan yang anda sampaikan, masih berlaku hingga saat ini.

 


– Creative Thought: Hasil Karya Kreatif Insan Periklanan Bukan Komoditi
– Media Planning/Online: Proses Dasar Terbentuknya Pengukuran Media Online
– Masyarakat Indonesia Semakin Rasional
– Pemikiran Kreatif: Strategi Advertising = Sinergi Strategi Kreatif + Strategi Media