Mengenal Manfaat dan Kekurangan Rating

0
8962

ADVERTISING-INDONESIA.id  – Rating sering menjadi bahan perdebatan serius diantara pelaku industri periklanan, bahkan suara ketidakpuasan terhadap ragam aspek rating sering bergaung.  Rating diperlukan sebagai acuan dalam melihat kualitas suatu program dari sudut pandang jumlah penonton, bukan isi program.  Tanpa rating, jarak pandag  terhadap industri televisi bisa semakin tidak jelas atau buram sebab industri yang tidak didukung data hanya akan menghasilkan klaim yang berlebih-lebihan.

METODE PENGUMPULAN DATA RATING

Rating adalah angka yang menunjukkan persentase individu atau rumah tangga dari keseluruhan populasi yang berada dalam suatu area geografis yang sedang menonton program televisi tertentu. Rating diperoleh dengan membagi jumlah penonton yang sedang menonton suatu program dengan seluruh individu (populasi) atau rumah tangga yang memiliki potensi untuk menonton. Satu rating mewakili 1% populasi. Sebagai konsekuensi dari bertumbuhnya jumlah stasiun televisi yang beroperasi saat ini, semakin jamak ditemui program televisi yang memiliki rating program kurang dari 1 atau sering disebut dengan rating nol koma, artinya jumlah penonton program tersebut tidak sampai 1%. Bandingkan misalnya dengan program legendaris Si Doel Anak Sekolahan yang pada masanya bisa mencapai rating 40 bahkan 60.

Untuk pasar Indonesia, survey rating program televisi saat ini dilakukan oleh Nielsen Indonesia, salah satu lembaga terbesar survey media yang juga melakukan survey rating di lebih dari 50 negara Negara di kawasan Asia Pasifik, Asia Tengah, Eropa, Amerika Utara, dan Afrika.

Nielsen diketahui menggunakan tiga metodologi dalam mengumpulkan data rating yaitu: (1) Metode harian (diary), (2) Metode meter, dan (3) Metode People Meter. Metode harian dan meter biasanya digunakan untuk area atau skala lokal, sementara metode people meter digunakan untuk mengumpulkan rating skala nasional. Ketiga metode ini memiliki kelemahan masing-masing dan diantara ketiganya metode people meter adalah metode yang paling mutakhir.

Nilesen menggunakan sebuah teknik yang disebut statistical sampling dalam mengukur rating suatu program. Nielsen menciptakan sebuah sample audience dan kemudian menghitung berapa banyak dari antara mereka yang menonton setiap program. Nielsen kemudian melakukan ekstrapolasi berdasarkan sample tersebut dan melakukan estimasi jumlah penonton dalam keseluruhan populasi yang menonton tiap-tiap program. Begitulah kira-kira penyederhanaan dari sebuah proses yang kompleks dan luas yang dilakukan Nielsen selama ini. Nielsen sangat menggantungkan pengumpulan informasi lewat penggunaan TV set meters yang diinstal ke rumah-rumah responden dan kemudian menggabungkan informasi tersebut dengan database yang sangat besar.

Melalui data rating diperoleh gambaran tentang jumlah dan karakteristik penonton beragam program pada jam-jam tertentu serta mampu memberikan gambaran yang jelas dan proporsional tentang kompetisi program antar berbagai stasiun televisi pada jam-jam yang bersamaan.