Ketimpangan atau ketidakseimbangan dengan lawan bicara bisa menghambat tercapainya tujuan komunikasi. Kita misalnya diminta untuk menghindari dominasi atau penguasaan yang berlebihan terhadap lawan bicara. Dominasi ini bisa berakibat ketidakseimbangan dan berbagai efeknya adalah ketidaknyamanan hingga keengganan dan penolakan komunikasi. Berbagai bentuk dominasi ini misalnya adalah penguasaan waktu berbicara secara berlebihan, dominasi jumlah kata yang terlontarkan, merendahkan lawan bicara dan lain-lain.
Perlu diingat kembali bahwa sharing atau berbagi dengan sikap positif dan menjaga kesetaraan adalah prinsip dasar berlangsungnya proses komunikasi ideal. Bahkan kita perlu mengingat bahwa tujuan pokok komunikasi adalah berbagi. Berbagi berarti siap menerima dan memberi dan jika perlu kita diminta untuk memberi lebih banyak sebab barangkali hal ini menjadi sangat penting dan menurut berbagai pihak memberi lebih banyak justru menguntungkan si pemberi bukan penerima. Pada saat berkomunikasi kita sedang melakonkan proses memberi dan menerima yang membantu kita menjaga alur pertukaran gagasan dan kesepahaman dengan seimbang.
Secara hakiki, komunikasi sangat membantu kita belajar tentang keseimbangan. Pada saat kita dihinggapi perasaan ketidakseimbangan atau merasa diperlakukan tidak seimbang oleh lawan komnikasi kita dan kita pun merasa kecewa, maka pada saat itulah kita harus belajar memahami bahwa keseimbangan itu ternyata perlu. Kita hanya bisa belajar dengan baik dan akan jauh lebih memahami sebuah persoalan lewat pengalaman.